Selasa, 10 Maret 2015

Mengabadikan Kebersamaan

Ini mengenai apa yang dirasakan dengan jiwa, bukan sekedar penglihatan.
Bukan dengan menggunakan lensa kamera untuk disimpan atau dicetak lalu diceritakan pada dunia.
Siapapun pasti menginginkan kebersamaan yang tiada lekang oleh hal terkejam didunia menurutku ; waktu.
Tapi, apa bisa kita selalu bersama seseorang berapa lamapun waktu yang telah dihabiskan seperti layaknya
pasangan ayah dan ibuku misalnya ?

Perkara mencari seorang pasangan hidup itu memang tidak semudah mencari cat kuku mana yang cocok untuk
dikenakan, jika tidak perlu lagi atau bosan, bisa dihapus oleh nail polish remover dengan mudahnya, lalu mencat
kembali kuku dengan warna cat kuku lainnya.
Tidak hanya hal klise yang menyangkut penampilan, materi, usia, maupun status sosial. 
Mencari teman hidup bagiku adalah mengenai bagaimana seseorang bersedia dengan setulus-tulusnya hati
menginginkan untuk selalu disisimu sampai fisik tak berdaya, rambut memutih bahkan merontok per helai hingga
tak tersisa, apapun yang terjadi.

Banyak orang diluaran sana, terbuai oleh keindahan kasat mata saja, terayu oleh buaian harta dan gengsi semata
tanpa mengerti, bahwa yang terjalin atas hal-hal itu hanyalah kenafsuan yang dikamuflasekan dengan istilah cinta. Rasa takut kehilangan yang ada hanyalah rasa tak ingin diungguli, bukan benar-benar ingin menjaga.
Mereka lupa, bilamana kebersamaan tanpa komitmen hanya akan menghancurkan apa yang dijalani selama ini.
Lupa, menganggap ketertarikan fisik sebagai cinta adalah semu dan takkan pernah menemukan kesejatian.
Lupa, bahwa sebenarnya memiliki teman hidup adalah tentang berkomunikasi dan untuk berbagi. Sebab saat
menua kita tidak akan bisa melakukan banyak hal lagi selain bercerita dan menertawakan masa silam dengan
pasangan hidup kita kelak.

Pasti kalian pernah mendengar, harfiah cinta adalah sebuah reaksi kimiawi yang tercipta akibat bergabungnya
hormon seperti endorfin dan serotonin beserta pheromones. Semua lambat laun pasti akan menghilang dari
seseorang baik itu dari dirimu sendiri atau dari pasanganmu. Senyawa-senyawa itu akan terurai dan lenyap
bersamaan waktu yang tak terprediksi.

Lalu, seperti yang kutanyakan diawal, bagaimana bisa orang tua kita yang sudah menua masih saja bersama?
Mengapa kakek dan nenek kita bisa tetap bertahan hingga maut memisahkan? Apakah mereka sandiwara semata
demi anak-anaknya ?

Memang, mereka juga merasakan cinta yang perlahan pergi.
Iya, cinta adalah rasa yang bisa hilang.
Kulihat semua prosesnya dihampir setengah perjalanan hidup. Tak cuma bercermin dengan perjalanan orang tuaku,
bahkan dirikupun sendiri sudah mengalaminya dimasa lalu.
Tapi saat tiba waktunya cinta itu lenyap, aku menangkap bahwa mereka memiliki sebuah rasa yang lain, sesuatu
yang lebih sinkron dan permanen, bukan sandiwara. Mereka punya sesuatu yang disebut dengan KASIH SAYANG,
yang akan timbul dengan sendirinya akibat hati yang sudah saling bertautan, kebiasaan yang saling berkaitan,
kebutuhan yang akan terjadi terus-menerus; bukan sekedar keperluan, simpati dan empati yang bersahutan, dan
tentu komunikasi yang tak terbatas oleh ruang dan jarak.
Ia lebih mendalam hingga keturunan-keturunannya, lebih tinggi dari komitmen setegas apapun, dan tak terbantahkan
melebihi cinta yang dirasakan sekedar waktu tertentu saja. Ego setinggi apapun tidak akan menghancurkannya.
Kelalaian sebobrok apapun tidak akan mampu menghapusnya. Waktu selama apapun tidak akan bisa memudarkannya.

Dan untukmu yang saat ini bersamaku, aku memang tidak tau sampai dimana aku mampu mencintaimu, aku tidak
bisa menerka sampai kapan aku akan terus menjatuhcintakan diri padamu. Namun satu hal yang bisa kupastikan,
aku sudah memutuskan sejak awal untuk menyandingkan diriku disisimu sebagai orang yang tidak hanya memberikan
rasa suka, rindu, kesal, amarah, sabar dan cinta ini. Aku jaminkan diriku untukmu beserta semua yang ada pada diriku,
aku akan menjadi satu-satunya wanitamu yang selalu ada disampingmu saat kau membuka mata hingga tak mampu
lagi terbangun untuk menyampaikan,
"selama selalu ada 'kita', semuanya akan baik-baik saja dan kebersamaan ini akan abadi"..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar